Archive for the 'esai' Category

Ruang Kolektif Seni Urban Untuk Semua

Pada Festival Kesenian Indonesia (FKI) ke X di Kota Surabaya ini yang mengambil tema kegiatan “Seni, Identitas dan Realitas” seolah ada keinginan melihat kembali peran seni dalam menentukan identitas dengan realitas yang ada pada persoalan global contemporary art, yang merupakan dasar identifikasi global reality.

Ketika seni masuk pada realitas global yang di dalamnya kita akan bersaing dengan semua orang, dari semua tempat, untuk semua hal dan menghasilkan suatu kerangka pikir yang sama sekali baru, yang merangkul keuntungan dan kompetisi serta berkelanjutan dan kolaborasi. Namun sejak tahun 2006, terjadi upaya mengidentifikasi global contemporary art yang justru mempertanyakan tanda-tanda keseragaman. Sejarawan seni rupa terkemuka Hans Belting memulainya dengan melihat global contemporary art sebagai “global art” yang harus dibedakan dari “word art”. Bagi Hans Belting pengertian word art mencerminkan pemahaman modernisme yang hegemonik. Lanjutkan membaca ‘Ruang Kolektif Seni Urban Untuk Semua’

SAKSI MATA, Pameran Besar Seni Rupa Banten 2016

Kurasi Banten 2016

Kurator Firman Lie sedang bicara dalam diskusi pameran bersama Kuss Indarto

Pengantar Pameran Besar Seni Rupa Banten 2016

Tajuk kuratorial pameran ini “Saksi Mata”meletakan seniman sebagai yang memberikan pernyataan (saksi) dan mata sebagai cara merepresentasikan pernyataan dalam karya visual.

Sebagai pertanyaan eksistensial, saksi berhubungan secara signifikan dengan pernyataan peristiwa atau suatu pengalaman yang diamati lewat mata (baca: visual art). Saksi mata menunjukkan posisi individualitas ternyata tidak selalu berseberangan dengan posisi kolektivitas. Dengan kata lain, “saksi mata” berada pada posisi tidak selalu menentukan suatu realitas, bahkan sering menimbulkan masalah sekaligus menjadi realitas yang lain. Kadang-kadang di luar dan melihat ke dalam, kadang-kadang di dalam melihat ke luar, kadang- kadang di dalam dan melihat ke dalam. -Selengkapnya Klik di sini>

Bahasa visual Ali Bone membangun makna dalam imaji

14456784_10154572120741306_573006318_o

Pengantar kurasi Firman Lie pada Pameran Tunggal Ali Bone

Melukis buat seorang seniman bukan saja menuangkan gagasan. Ali Bone melukis pada kenyataannya bukan hanya mengekspresikan pemikiran-pemikirannya yang mendalam, melainkan juga mengaktifkan satu rentangan luas makna-makna yang telah ada dan mengendap dalam sistem-sistem bahasa dan budaya visual. Semua ini bisa dilihat pada lukisan Ali Bone telah bertemu antara tokoh wayang dengan tokoh-tokoh hero yang berasal dari komik. Wayang bertemu tokoh Superman, imaji semacam ini tentu menyampaikan suatu gagasan tertentu, dalam dunia seni lukis Ali Bone menjadi suatu metoda sintesa penyampaian visual. Yang sekaligus menghadirkan makna tertentu. -Selengkapnya Klik di sini>

Pengantar Kurasi Pameran Seni Rupa Banten 2015

img_4135 img_4199

tulisan ini merupakan pengantar saya pada kurasi pameran yang berthema:

ALIANSI

Pameran Seni Rupa Banten 2015 merupakan pameran yang mencoba mendata seni visual yang berada di wilayah Propinsi Banten. Dan thema ALIANSI digunakan sebagai cara menjaring begitu beragamnya bentuk dan gagasan kreatif para perupa yang ada dan bersedia mengirimkan proses kreasinya ke panitia penyelenggara pameran ini. -Selengkapnya Klik di sini>

Hermeneutika Sebagai Piranti Analisis Dimensi Nilai Budaya

Pendahuluan

Secara semiotik apapun yang hadir di hadapan kita adalah teks dalam bahasa. Teks itu pada dasarnya berdiri sendiri tanpa makna. Maka untuk memahaminya, teks tersebut sangat tergantung pada pemaknaan. Dan pemaknaan itu bisa terjadi karena ada subyek pemberi makna dan ada konteks yang mengitari teks tadi. Jadi, antara subyek, teks dan konteks adalah tiga hal yang tidak dapat diabaikan dalam dunia hermeneutika.

Hermeneutika, meskipun merupakan salah satu aliran filsafat yang sudah tua, kini diangkat kembali sebagai sebuah pendekatan dalam berbagai kajian, terutama dalam kajian teks-teks keagamaan kuno semisalnya. Hermeneutika dianggap sebagai pendekatan yang tepat karena ia mampu mendekatkan pemahaman pembaca dengan teks yang sudah jauh melampaui zamannya. Demikian hermeneutika mengingatkan kita pada istilah-istilah dalam penafsiran kitab-kitab kuno yang juga berusaha membawa teks kepada pemahaman yang paling dekat dengan pembaca. -Baca selengkapnya KLIK di sini>


Hai … blogger,

Blog ini ingin menyajikan sosok Firman Lie sebagaimana adanya dia sebagai seorang perupa, seorang pendidik dan seorang manusia yang ingin bermakna pada kehidupan.

Foto Aktivitas

Jumlah Pengunjung

  • 25.814 pengunjung