Pada Festival Kesenian Indonesia (FKI) ke X di Kota Surabaya ini yang mengambil tema kegiatan “Seni, Identitas dan Realitas” seolah ada keinginan melihat kembali peran seni dalam menentukan identitas dengan realitas yang ada pada persoalan global contemporary art, yang merupakan dasar identifikasi global reality.
Ketika seni masuk pada realitas global yang di dalamnya kita akan bersaing dengan semua orang, dari semua tempat, untuk semua hal dan menghasilkan suatu kerangka pikir yang sama sekali baru, yang merangkul keuntungan dan kompetisi serta berkelanjutan dan kolaborasi. Namun sejak tahun 2006, terjadi upaya mengidentifikasi global contemporary art yang justru mempertanyakan tanda-tanda keseragaman. Sejarawan seni rupa terkemuka Hans Belting memulainya dengan melihat global contemporary art sebagai “global art” yang harus dibedakan dari “word art”. Bagi Hans Belting pengertian word art mencerminkan pemahaman modernisme yang hegemonik. Lanjutkan membaca ‘Ruang Kolektif Seni Urban Untuk Semua’